Membangun ketahanan nasional pasca covid-29

Pengertian Ketahanan Nasional, Faktor yang Mempengaruhi, Tantangan ...





       Kita bisa melihat bagaimana bencana di masa lalu telah membuat kita gagap dan tidak berdaya. Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir yang berulang kali meluluhlantahkan kita. Dan sekarang virus corona yang bisa disebut sebagai peristiwa angsa hitam.

      Harus diakui bahwa kita adalah makhluk yang  selalu tidak siap menghadapi bencana besar. Kesadaran akan pentingnya penanggulangan bencana hanya muncul ketika suatu bencana telah terjadi. Dan ketika itu terjadi, semuanya seperti terlambat, jatuhnya korban sulit untuk dihindari dan dampaknya akan berlangsung untuk waktu yang lama.

      Untuk keperluan diskusi, ketahanan negara terhadap bencana dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu negara untuk bersiap menghadapi bencana besar, untuk merespon dan segera memulihkan setiap gangguan yang terjadi untuk kembali ke kondisi normal.

      Untuk kasus Covid-19, meskipun jumlah kematian yang terjadi masih jauh di bawah dibandingkan bencana tsunami 2004 yang dahsyat itu, jumlah orang yang terinfeksi dan jumlah kematian terus meningkat dari hari ke hari. Kita pun khawatir sampai kapan ini akan berlangsung sebelum angka-angka itu mulai turun.

Grafik Data Kasus, Kematian, dan Kesembuhan Baru COVID-19

      Tujuan dari respon cepat harus pada meminimalkan jumlah kematian, bukan tingkat kematian. Ini seperti dalam manajemen kualitas, ketika kita ingin menjaga sesuatu yang berharga dari cacat, maka jumlah cacat menjadi dimensi kritikal yang harus dikendalikan. Jadi, pencapaian utama dalam memerangi virus ini adalah menjaga jumlah kematian serendah mungkin. 



       Untuk melakukan itu, strategi penanganan bencana harus dirumuskan berdasarkan perspektif lain: infrastruktur, masyarakat, dan pemerintah. Infrastruktur di sini mencakup semua sumber daya dari sistem pemberian perawatan kesehatan: rumah sakit, dokter, perawat, tenaga medis, dan fasilitas dan peralatan medis.


           Selain sumber daya perawatan kesehatan, infrastruktur dalam bentuk rantai pasokan yang kuat juga diperlukan. Dalam bencana besar, kepanikan di depan umum umumnya dipicu oleh kelangkaan barang yang sangat dibutuhkan. 


          Dalam kasus Covid 19, gangguan rantai pasokan terjadi, menghentikan pasokan barang seperti masker, sanitizer, dan peralatan pelindung diri. Bahkan jika barang tersedia, harganya telah meroket. Menjadi penting untuk memastikan bahwa ada kapasitas yang dicadangkan dalam rantai pasokan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama bencana. 




           Infrastruktur lain yang dibutuhkan untuk ketahanan negara adalah telekomunikasi dan listrik. Kebijakan pembatasan diri dari keramaian dalam berbagai bentuknya yang mendorong orang harus bekerja dari rumah membutuhkan infrastruktur telekomunikasi dan listrik yang andal. 

                                           Dilema Kebijakan Lockdown – Aceh Online

        
           Kemampuan untuk menghadapi dan menanggapi bencana juga dapat dijelaskan dari  perspektif masyarakat. Kesehatan yang baik dapat menjadi perisai terhadap ancaman penyebaran Covid 19. Semakin buruk kesehatan masyarakat, semakin rentan terhadap ancaman pandemi, dan sebaliknya. Ketika penyebaran virus tidak dapat dihindari, ketahanan negara ditentukan oleh tingkat kepatuhan masyarakat jika kebijakan lockdown dalam berbagai bentuknya dilaksanakan.

       Selain kepatuhan, tingkat altruisme masyarakat, yang menjelaskan tindakan seseorang untuk menghargai kepentingan orang lain, juga merupakan penentu keberhasilan dalam menekan penyebaran virus. 

     Tidak memborong masker dan pembersih, melakukan karantina sendiri ketika seseorang telah terpapar atau dalam pantauan adalah contoh yang jelas dari altruisme. Kemakmuran rakyat juga menentukan ketahanan terhadap bencana. 


         Kebijakan lockdown atau pembatasan mobilitas orang lebih mudah diterapkan pada mereka yang secara keuangan sudah mapan daripada mereka yang masih harus bekerja di luar rumah untuk mendapatkan nafkah setiap hari. 




          Akhirnya, ketahanan negara terhadap bencana dijelaskan oleh perspektif pemerintah. Dibutuhkan upaya yang matang dalam mempersiapkan, merespons bencana, dan mengembalikan kondisi gangguan yang terjadi kembali normal. Ini seperti orkestra simfoni, pemerintah berperan sebagai konduktor yang akan mengatur orang, rumah sakit, dokter, tenaga medis, bisnis, dan pemasok semua barang yang diperlukan dalam bencana, telekomunikasi, dan penyedia infrastruktur listrik.


Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Ade Febransyah : Ketahanan Negara Terhadap Bencana "


Comments

Popular posts from this blog

Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

Pemanfaatan Multimedia Dalam Bidang Pendidikan Teknik Elektro